Rabu, 06 April 2011

Ketika Kita Masih Bermetamorfosis




Semua ini menunjukkan keahlian, luasnya pengetahuan, dan tak terbatasnya kekuatan Tuhan kita. Setelah melihat ini semua, kita seharusnya mengambil hikmah dari mereka dan tunduk kepada- Nya.
(Harun Yahya)
Di kala penulis masih kecil, penulis sering mengagumi keindahan kupu-kupu yang terbang bebas di alam. Keindahan yang membawa penulis ke sebuah kekaguman, betapa Maha Kuasa Sang Pencipta menciptakan lukisan yang indah dalam sayap kupu-kupu. Betapa dalam dunia ini Allah menciptakan kerumitan dalam keteraturan pola warna sayap kupu-kupu yang bila kita renungkan akan membawa kita kepada suatu ketundukan bahwa kita adalah makhluk yang lemah di hadapannya.
Namun sesungguhnya banyak hikmah yang dapat dipetik dari makhluk hidup yang satu ini, yaitu proses perkembangan kupu-kupu dari sebuah ulat yang dinamakan proses matamorfosis. Dalam ilmu biologi, metamorfosis didefinisikan sebagai suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Metamorfosis kupu-kupu adalah suatu proses yang unik.  Mengapa unik karena hewan ini mengalami suatu proses biologi dari suatu makhluk yang bentuknya sangat berbeda yaitu ulat menjadi kupu-kupu yang indah.
Kupu-kupu mengalami tahapan yang panjang sebelum menjadi kupu-kupu dewasa yang indah serta harus mengalami beberapa macam tantangan. Pada tahap pertama, kupu-kupu akan bertelur yang selanjutnya menjadi ulat. Setelah ulat tersebut memanjang dan menjadi besar, ia akan berubah menjadi kepompong. Di dalam kepompong tersebut, terjadi proses penghancuran sebagian tubuh ulat oleh cairan pencernaan, sehingga yang tersisa hanya sedikit saja bagian dari ulat tersebut. Penghancuran tersebut bertujuan agar sebagian sel yang tersisa mendapatkan sumber makanan dari hancuran tubuh ulat tersebut. Sumber yang lain menyebutkan bahwa makanan yang diperoleh ulat tersebut berasal dari daun yang dimakan oleh ulat pada tahapan sebelumnya hingga memenuhi tubuhnya sehingga tubuhnya nampak seakan-akan hampir pecah karena dipenuhi oleh makanan tersebut. Dari sumber makanan tersebutlah seekor ulat dapat bertahan dalam kepompong tanpa mengambil makanan dari luar.
Kira-kira sepuluh hari berikutnya, kepompong tersebut pun robek dan muncullah kupu-kupu muda. Kupu-kupu muda tersebut pun melakukan proses pengisian cairan tubuhya pada pembuluh sayapnya dengan tujuan sayapnya dapat meregang. Setelah proses tersebut selesai dan sayap tersebut telah kering, kupu-kupu dewasa yang indah pun terbang ke alam tanpa memerlukan latihan.
Demikianlah seterusnya, kupu-kupu betina akan melanjutkan proses regenerasinya dengan mengeluarkan larva atau telur dari tubuhnya, dan dari larva tersebut akan muncullah sebuah ulat yang pada akhirnya akan berproses menjadi kupu-kupu lagi. Siklus tersebut akan berulang terus menerus hingga akhir zaman.
Mempelajari hal tersebut mengingatkan kita, bahwa sesulit apapun tantangan yang dihadapi oleh seekor ulat, ulat tersebut tidak akan mengubah keinginannya untuk terus berproses menjadi kupu-kupu yang indah. Sesunyi apapun kehidupan di dalam kepompong, ulat tersebut tak akan menyerah menggapai takdir dan cita-citanya menjadi seekor kupu-kupu. Dalam proses tersebut ada pengorbanan yang dilakukan oleh ulat, namun semua pengorbanan itu akan terjawab tuntas ketika kupu-kupu yang indah lahir dari pengorbanan seekor ulat.
Dengan demikian, jelaslah sudah bahwa penggapaian cita-cita dan harapan memerlukan pengorbanan dan kerja keras. Laksana ulat yang berada dalam kepompong, manusia dalam pencapaian cita-citanya terkadang harus membungkus dirinya dengan keteguhan hati dari segala cercaan dan segala hal yang melemahkan dari luar dirinya. Terkadang kita pun harus mengalami sakit dan derita dalam penggapaian cita-cita tersebut seperti ulat tersebut. Namun bila kita telah menggapai harapan kita tersebut, maka keindahan akan terpancar dari hasil pengorbanan kita.
Dan mungkin saja ketika pencapaian cita-cita itu tiba tidak ada lagi yang mengingat ulat tersebut, melainkan yang nampak di mata mereka hanyalah kupu-kupu yang indah. Dan semoga bila saat itu tiba, maka senyum indah dan kesyukuran selalu tersungging dari jiwa kita mengingat sebuah pesan dari Sang Pencipta. Bahwa sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang diciptakan di muka bumi ini yang tidak menceritakan kebesaran dan keesaan Sang Pencipta. Dan tidak ada sesuatupun yang tidak bisa diubah oleh Allah bila Allah telah berkehendak termasuk kesulitan-kesulitan kita.

Tidak ada komentar: