Jumat, 18 Maret 2011

KEMBALINYA SANG JUARA

Alasan aku ingin menang adalah karena tak seorang pun
berpikir aku bisa melakukannya
(Lance Armstrong, A Survivor’s Story)

Entah apa yang ada di pikiran Lance Armstrong ketika dalam puncak kesuksesannya sebagai atlet balap kelas dunia, dia divonis oleh dokter mempunyai peluang hidup yang tipis karena kanker yang telah menyebar ke beberapa organ tubuhnya yang vital. Sebagai atlet yang terbiasa dalam prestasi, vonis dokter yang memilukan itu tentu saja sangat menakutkan, karena bukan saja dia bisa saja kehilangan prestasi-prestasi yang selama ini dia peroleh dengan gemilang, namun yang lebih menakutkan dia bisa saja meninggal karena penyakit tersebut.

Bercerita tentang Lance Armstrong sebelum dia divonis kanker, adalah cerita tentang semangat dan prestasi dalam bidang olahraga, utamanya bidang olahraga bersepeda. Salah satu contoh kemenangan gemilang dari Lance Armstrong adalah ketika dia memenangkan sebuah etape dalam Tour de France di usia 21 tahun. Dia adalah orang termuda yang memenangkan etape tersebut. Prestasi tersebut didapatkannya tentu saja bukan dengan cara yang mudah. Prestasi tersebut didapatkannya dengan memfokuskan dirinya sepenuh hati pada tujuan. Prestasi tersebut dicapai karena dia tahu kekuatan dan potensinya adalah dalam bidang olahraga. Dia tidak mau setengah-setengah dalam mencapai impiannya, karena baginya, hal tersebut adalah bukan sifat seorang juara. Dia berniat menjadi juara dalam bidang yang dia yakin dia mampu, dan yang paling penting dalam bidang yang dia sukai.

Ketika dia masih bersekolah, di saat pemuda-pemuda yang sebaya dengannya bersantai-santai dalam kehidupan tanpa visi, dia telah mengerti seperti apa keinginannya di masa depan. Dia bercerita bagaimana dia melatih dirinya dengan berlari sejauh hampir 10 km dan melanjutkannnya dengan bersepeda sampai malam setiap harinya. Dia pernah mengalami gegar otak ketika latihan ditambah dengan jahitan di kepala dan kakinya, namun dia tak pernah menyerah. Sepedanya pernah diinjak-injak oleh seorang supir truk yang marah karena Lance protes ketika dia disalip oleh sebuah jalan oleh supir truk tersebut. Berjuang sebagai junior dalam sebuah tim yang dipenuhi senior-senior berpengalaman, dia belajar untuk membuktikan bahwa prestasi bukan masalah usia, namun masalah kuatnya semangat yang kita miliki. Berbekal dukungan ibunya yang tak pernah henti mendukungnya, dia menjelma menjadi seseorang yang percaya diri atas dirinya.

Namun apakah rasa percaya diri dan keyakinan itu tetap ada ketika vonis itu ditujukan kepada dirinya? Ataukah dia akan hancur karena prestasi tersebut? Kanker bukan saja menghancurkan fisiknya, namun juga mentalnya ketika itu. Yang membedakan antara sang juara dan seorang pecundang adalah masalah mental. Sang juara lahir dari mental yang kuat. Ketika mental seseorang telah jatuh, betapa besar bakat dan kemampuan yang dimiliki maka dia akan dengan mudah dikalahkan oleh lawannya. Mental merupakan hal yang krusial bagi seorang atlet. Mental yang kuat akan membangkitkan potensi yang ada dalam diri seorang manusia untuk berprestasi. Tapi kini dia berada dalam kebimbangan terbesar dalam hidupnya untuk bangkit.

Tapi Lance bukanlah seorang pecundang. Dia adalah seorang juara. Dengan dukungan orang-orang yang dicintainya dia mulai memfokuskan diri untuk berjuang melawan kanker yang menggerogoti tubuhnya. Dia berikhtiar untuk mencari pengobatan yang terbaik berbekal puing-puing semangat yang masih ada dalam jiwanya. Pengobatan itu bukanlah pengobatan yang mudah, karena dalam proses pengobatan tersebut saja memberikan penderitaan yang sangat berat bagi penderitanya. Berkali-kali kemoterapi yang menyakitkan dan berbagai macam alat yang dipasang di tubuhnya,  memerlukan mental seorang juara untuk melewatinya. Dia menceritakan bagaimana dia harus menahan rasa perih yang sangat, ketika keteter yang dipasang di dadanya sudah saatnya dicabut. Keteter tersebut telah menyatu dengan kulitnya, karena telah empat bulan dipasang di dadanya. Sehingga, tentu saja untuk mencabutnya kembali menyisakan rasa yang perih bagi Lance.

Lance Armstrong berhasil melewati perjuangan melawan kanker dan akhirnya dianugerahkan kesembuhan oleh Sang Maha Pencipta. Tapi apakah perjuangan itu berakhir di sini? Tentu saja tidak! Setelah dia sembuh, dia harus berjuang untuk mengembalikan kepercayaan dirinya sebagai juara, dan membuktikan dirinya bahwa walaupun dia telah melewati perjuangan melawan kanker, dia mampu kembali menjadi seorang juara. Tapi perlawanan terbesar berasal dari dirinya sendiri, bukan dari orang lain. Dia merasa dirinya tidak mampu lagi bersepeda seperti dulu. Sang juara dikalahkan oleh dirinya sendiri. Bayangan kegagalan memasuki pikirannya.

Tapi semangat sang juara di dalam dirinya ternyata tak pernah mau berhenti berjuang menyemangati dirinya. Setelah dia menemukan seorang wanita yang setia mendukung dirinya, Kik, dia memutuskan kembali bersepeda. Dia melatih dirinya untuk kembali seperti dulu bahkan lebih. Lance Armstrong telah bangkit dan kembali! Walau terkadang harus jatuh dalam kebimbangan dalam proses kebangkitan tersebut, namun dia tetap bangkit kembali untuk membuktikan dirinya kepada orang-orang yang meremehkan dirinya. Dan prestasi spektakulernya yang sangat fenomenal, adalah rekor memenangi Tour de France tujuh kali setelah perjuangannya melawan kanker. Di saat banyak orang berpikir dia tidak akan mampu melakukannya, dengan mental yang kuat dia membuktikan bahwa dia bisa kembali menjadi seorang juara!

Itulah semangat seorang juara sejati. Juara sejati tidak akan berhenti berjuang dan tidak menyerah oleh vonis yang diberikan oleh orang lain. Juara sejati memiliki mental yang kuat, dan itulah yang membedakan dirinya dengan orang lain. Juara sejati akan tetap kembali dalam prestasi lainnya, dan seperti itulah Lance Armstrong, Sang Juara yang Kembali!

Tidak ada komentar: