Jumat, 18 Maret 2011

Ketika Itu Bukan Mimpi Lagi

Miliki keberanian untuk mengikuti kata
hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada
apa yang Anda inginkan
(Steven Job)

                Dalam cerita-cerita dongeng, kita sering membaca tentang kisah permadani terbang yang dipergunakan tokoh cerita untuk terbang di angkasa. Dengan bebas dia terbang di angkasa, melayang-layang dan melihat pemandangan di bawah yang indah dari angkasa. Mungkin berabad-abad yang lalu sang pembuat dongeng tak akan mengira bahwa mimpi terbang di angkasa bisa menjadi kenyataan. Ini hanya dianggap impian yang akan terus menerus tak akan menjadi kenyataan.

                Pada tanggal 17 Desember 1903, Overville Wright dan Wilbur Wright, dua jenius yang dikenal sebagai Wright bersaudara melakukan penerbangan pertama mereka di Kill Devil Hill dekat Kitty Hawk, Carolina Utara. Sebuah kesuksesan yang tidak dicapai begitu saja, namun dicapai dengan kerja keras yang tiada henti. Betapa banyak yang meremehkan mereka dan menganggap mereka melakukan kebohongan. Namun mereka berhasil membuktikan bahwa mimpi tersebut bisa menjadi kenyataan. Pada tahun 1909 pemerintah Amerika Serikat memberikan kontrak kepada mereka sebesar $30,000 untuk membuat pesawat-pesawat yang diperlukan dalam pertahanan udara karena hal tersebut terbukti bukan mimpi lagi.

                Seorang tokoh jenius yang lain, Thomas Alva Edison, sempat diremehkan di masa kecilnya dan dianggap sebagai orang yang dungu. Namun, ibunya dengan penuh kasih sayang mengajar anaknya sendiri, sehingga hal yang selama ini dianggap sebagai kedunguan terbukti sebenarnya berisi kejeniusan. Konon semasa hidupnya Thomas mempunyai pendengaran yang lemah, namun dengan semangat dan kerja kerasnya dia berhasil menemukan seribu penemuan, salah satunya adalah lampu pijar.

                Meremehkan mimpi orang lain, adalah kisah yang selalu berulang-ulang dalam sejarah manusia. Tidak cukup dengan meremehkan, orang yang bermimpi terkadang dianggap sebagai orang yang tidak realistik dan mengerjakan hal yang sia-sia. Tantangan itu bahkan kadang tidak datang dari orang yang tidak menyayangi kita, bahkan, ironisnya, datang dari orang-orang yang menyayangi kita. Mereka beranggapan seseorang yang terlalu banyak bermimpi pasti akan merasakan sakit bila merasakan kegagalannya. Dan lebih ironis lagi, bila yang meremehkan mimpi itu adalah kita sendiri. Kita menganggap mimpi itu tak akan pernah tercapai. Kita membatasi diri kita sendiri!

                Sungguh beruntunglah Overville Wright yang mempunyai saudara seperti Wilbur Wright. Mereka saling mendukung menggapai sesuatu yang merupakan impian mereka bersama. Andaikata salah satu dari mereka menyerah sebelum penemuan itu berhasil, mungkin sejarah penemuan pesawat terbang akan menjadi berbeda. Namun mereka mempunyai visi dan misi yang sama dalam mencapai masa depan. Mereka saling menguatkan dan tidak melemahkan, sehingga impian bersama mereka dapat terwujud.

                Beruntung pula Thomas Alva Edison yang mempunyai seorang ibu yang berhati besar. Walaupun anaknya dianggap siswa yang kurang cerdas di sekolah, namun dia tak menyerah. Dia tak mau seseorang pun meremehkan anaknya,  dia mengambil alih peran guru itu dan mengajar anaknya dengan segenap kasih sayang. Akhirnya Thomas Alva Edison menjadi salah satu orang yang dianggap paling jenius di dunia dengan penemuan yang lebih dari seribu penemuan.

                Beruntunglah anda yang menemukan seseorang yang menganggap mimpi anda adalah sesuatu yang dapat terwujud. Apalagi bila dia adalah orang yang sangat berarti bagi anda. Namun anda lebih beruntung lagi, bila orang yang menganggap mimpi itu bisa diwujudkan adalah anda sendiri. Maka jangan pernah remehkan mimpi anda!

                Dan beruntunglah anda pada saat anda menyadari bahwa mimpi itu telah menjadi kenyataan.

Tidak ada komentar: